Harga Saham Anjlok, BEI Beri Komentar

“Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 51 perusahaan yang mencatatkan sahamnya sepanjang tahun ini, mendekati target 57 perusahaan yang ditetapkan. Namun, sebagian besar harga saham perusahaan-perusahaan tersebut mengalami penurunan signifikan setelah IPO. Misalnya, PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL) yang saat IPO mematok harga saham perdana Rp 188, kini hanya Rp 45 per saham. Hal serupa dialami PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dengan harga saham turun dari Rp 108 menjadi Rp 50 per saham, dan PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) dari Rp 110 menjadi Rp 24.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menekankan pentingnya perusahaan memiliki rencana matang sebelum IPO untuk menghadapi fluktuasi harga saham di pasar sekunder. Keberhasilan IPO dinilai berdasarkan pencapaian ekspektasi dan tujuan IPO yang ditetapkan oleh pemegang saham dan manajemen. Selain besaran dana yang diperoleh di pasar utama, performa perusahaan di pasar sekunder juga menjadi faktor penentu.
Di kawasan Asia Tenggara, pasar IPO menjadi favorit investor dengan 85 perusahaan yang berhasil mengumpulkan dana US$ 3,3 miliar. Deloitte mencatat bahwa pertumbuhan positif di Asia Tenggara, termasuk pemulihan industri pariwisata dan permintaan domestik yang meningkat, menjadi alasan menariknya investasi dalam IPO di kawasan tersebut.
Penyumbang peningkatan jumlah IPO di Indonesia adalah tiga perusahaan dengan pengumpulan dana masing-masing lebih dari US$ 500 juta. Total nilai IPO lebih besar dari tahun sebelumnya, yang hanya berasal dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai US$ 1 miliar.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, optimistis 57 perusahaan akan mencatatkan saham perdana di tahun tersebut karena tren pertumbuhan IPO di Indonesia yang mencatat rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir, mencapai 40% sejak tahun 2018.”